Kamis, 14 Agustus 2014

LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA

LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat menjadikan Indonesia sebagai tujuan perdagangan dan pelayaran. Perkembangan selanjutnya, dengan paham dan dasar pemikiran yang mereka miliki, Indonesia dijadikan sebagai salah satu daerah jajahan.
Faktor yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Barat ke dunia Timur adalah banyaknya perubahan di Eropa yang meliputi berbagai aspek kehidupan, di antaranya sebagai berikut :
1. Runtuhnya Kekaisaran Romawi
Pada masa kejayaannya, kekuasaan kekaisaran Romawi meliputi hampir seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Afrika Barat. Kekaisaran Romawi mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Octavianus Augustus. Namun, pemerintahan ini akhirnya runtuh pada tahun 476 M. Hubungan dagang yang terjalin antara Eropa dengan Asia pun mengalami kemunduran, bahkan berakibat kemerosotan di segala bidang kehidupan. Zaman kemunduran ini disebut zaman kegelapan (Dark Ages). Runtuhnya Romawi mengakibatkan tata kehidupan bangsa-bangsa Eropa yang semula berkiblat pada hukum Romawi menjadi kacau.
2. Perang Salib
Perang ini terjadi dengan melibatkan orang-orang Kristen Eropa yang berhadapan dengan orang Turki Seljuk dan orang-orang Arab. Disebut Perang Salib karena pasukan Kristen menggunakan tanda salib dalam pakaian mereka. Sementara bagi orang Islam, perang ini disebut dengan perang suci. Perang Salib berlangsung kurang lebih 200 tahun yang terbagi dalam tujuh periode.
Penyebab perang ini salah satunya memperebutkan kota suci Yerusalem. Pahlawan Islam yang terkenal dalam perang ini adalah Salahuddin Al Ayyubi yang berhasil merebut kembali Kota Yerusalem yang telah dikuasai kerajaan Kristen selama hampir 100 tahun. Salahuddin mengalahkan pasukan Salib dalam Perang Khitin. Selanjutnya Raja Inggris Richard The Lion Heart menghimpun kekuatan raja-raja Eropa untuk mengambil kembali Kota Yerusalem. Namun, mereka gagal dan pulang ke Eropa dengan membawa kekalahan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Salib adalah sebagai berikut.
a. Adanya larangan bagi peziarah-peziarah Kristen untuk mengunjungi Yerusalem.
b. Merebut Spanyol yang telah tujuh abad dikuasai oleh Dinasti Umayyah.
c. Paus Urbanus berusaha untuk mempersatukan kembali gereja Roma dengan gereja di Romawi Timur, seperti di Konstantinopel, Yerusalem, dan Aleksandria.
Dampak adanya Perang Salib adalah sebagai berikut.
a. Jalur perdagangan Eropa dan Timur Tengah menjadi terputus. Apalagi dengan dikuasainya Konstantinopel, maka para pedagang Eropa mulai mencari jalan lain untuk mendapatkan rempah-rempah secara langsung.
b. Bangsa Eropa mulai mengetahui kelemahan dan ketertinggalan mereka dari orang-orang Islam dan Timur, sehingga mereka mencoba untuk mengejar ketertinggalan itu dengan pengembangan Iptek secara besar-besaran.
c. Adanya motif balas dendam di kalangan orang-orang Kristen terhadap orang muslim karena kekalahannya dalam peperangan di dunia Timur dalam rangka menguasai jalur perdagangan.
3. Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Utsmani
Pada awalnya bangsa-bangsa Eropa memperoleh rempahrempah dari Asia, termasuk dari Indonesia melalui para pedagang muslim yang banyak berdagang di kawasan Laut Tengah. Akan tetapi, semua itu berubah pada tahun 1453 ketika Khalifah Utsmaniyah yang berpusat di Turki berhasil menguasai Konstantinopel yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi–Byzantium. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Muhammad II menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa Eropa, terutama dalam bidang perdagangan. Oleh karena itu, bangsa-bangsa Eropa mulai berpikir untuk mencari daerah penghasil barang-barang yang dibutuhkannya, terutama rempah-rempah secara langsung.
4. Penjelajahan Samudra
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra adalah sebagai berikut.
a. Teori Heliosentris dari Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat mendorong kawan-kawan Copernicus ingin membuktikannya. Salah satunya ialah Ferdinand Magellan, pelaut pertama yang berhasil mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa bumi memang bulat, serta laut-laut di bumi saling berhubungan. Teori ini membantah Teori Geosentris dari Ptolomeus yang menyatakan bumi datar.
b. Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur (Cina) yang tertuang dalam buku yang ditulis oleh temannya, Rustichello, yang berjudul The Travels of Marco Polo (Perjalanan Marco Polo). Selama ratusan tahun, catatan perjalanan Marco Polo ini menjadi sumber informasi tentang Cina bagi bangsa Eropa.
c. Penemuan kompas, mesiu, navigasi, peta, dan peralatan pelayaran.
d. Adanya ambisi untuk melaksanakan semboyan 3 G, yaitu gold (mencari emas atau kekayaan), glory (mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan), dan gospel (menunaikan tugas suci menyebarkan agama Nasrani).
Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang menjadi pelopor penjelajahan samudra. Semangat para pelaut inilah yang selanjutnya mendorong penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa lain.
a. Penjelajahan Portugis
Penjelajahan Portugis mempunyai tujuan untuk mendapatkan emas, rempah-rempah, memenangkan pertempuran, dan meraih jalan untuk mengepung saingan mereka dari kalangan pedagang Islam. Beberapa pelaut Portugis yang melakukan penjelajahan samudra adalah sebagai berikut.
1) Bartholomeus Diaz, yang berhasil mencapai Tanjung Topan atau Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika pada tahun 1486.
2) Vasco da Gama, yang berhasil sampai ke Calcutta, India pada tanggal 22 Mei 1498.
3) Alfonso de Albuquerque, yang merebut Malaka tahun 1511.
4) Franciscus Xaverius, yang menyebarkan agama Kristen ke India, Maluku, Jepang, dan Cina tahun 1550-an.
5) Cabral, yang sampai ke semenanjung timur Brasil pada tahun 1500.


b. Penjelajahan Spanyol
Para pelaut Spanyol yang menjalankan misi penjelajahan samudra adalah sebagai berikut.
1) Christophorus Columbus, yang berhasil sampai ke San Salvador di Kepulauan Bahama di perairan Karibia pada tahun 1492. Ia dianggap sebagai penemu Benua Amerika karena memberi petunjuk jalan bagi bangsabangsa Eropa ke benua itu.
2) Amerigo Vespucci, yang mempunyai nama Latin
Americus Vespucius merupakan salah seorang pelaut yang ikut dalam perjalanan Marco Polo. Karena jasanya, nama Amerigo diabadikan sebagai nama Benua Amerika
3) Ferdinand Magellan dan Juan Sebastian del Cano, dua orang tokoh yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia. Atas keberhasilan ekspedisinya itu, Raja Spanyol menghadiahkan sebuah bola tiruan bumi bertuliskan “Engkaulah yang Pertama Mengitari Diriku”.
4) Ferdinand Cortez, pelaut yang dapat mencapai daerah Amerika Tengah pada tahun 1519. Ia berhasil menaklukkan orang-orang Indian suku Aztec di Meksiko dan suku Maya di Semenanjung Yucatan.
5) Pizaro, yang berhasil menaklukkan suku Inka di pedalaman Peru pada tahun 1532.
c. Penjelajahan Inggris
Para pelaut Inggris terkenal sebagai pelaut-pelaut yang ulung dan tangguh, bahkan Inggris terkenal dengan angkatan lautnya yang tidak tertandingi. Sampai dengan abad 19 Inggris terkenal dengan sebutan negara yang tidak pernah tenggelam karena daerah koloninya yang menyebar hampir di seluruh dunia. Para pelaut Inggris yang terkenal adalah sebagai berikut.
1) Sir Francis Drake, yang berhasil mengadakan pelayaran mengelilingi dunia. Pada tahun 1577–1580 ia dikenal sebagai pengeliling dunia setelah Magellan.
2) William Dampier, berhasil mendarat di pantai barat Benua Australia pada tahun 1688. Ia menulis buku tentang Benua Australia.
3) James Cook, berhasil mendarat di pantai timur Benua Australia untuk selanjutnya menelusuri pantai menuju ke utara Australia pada tahun 1770.
4) Matthew Flinders berhasil mengelilingi Australia dan membuat peta Australia. Pada tahun 1789.



d. Penjelajahan Belanda
Salah satu faktor penyebab penjelajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda adalah adanya reformasi agama yang menyebabkan terjadinya perang selama 80 tahun dengan Spanyol. Belanda yang mengikuti paham reformasi tidak mau tunduk kepada Spanyol yang Katolik. Pada
masa perang 80 tahun tersebut, Portugal yang disatukan oleh Raja Spanyol Philip II melakukan penekanan dengan melarang Belanda berdagang di Lisabon dengan asumsi bisa menghancurkan perekonomian Belanda. Namun, usaha itu tidak berhasil, tetapi justru membuat para pedagang dan pelaut Belanda mencari jalan sendiri ke sumbernya (Indonesia).
Para pelaut Belanda yang melakukan pelayaran adalah sebagai berikut.
1) Barents, yang berusaha mencari jalan ke Asia melalui Kutub Utara. Pada waktu kembali tahun 1594, ia meninggal sehingga laut tersebut diberi nama Laut Barents.
2) Abel J. Tasman berhasil menemukan Pulau Tasmania (diambil dari nama Tasman) pada tahun 1642.
3) Cornelis de Houtman, di mana pada tahun 1596, kapalkapal Belanda di bawah pimpinannya sampai di Pelabuhan Banten.
4) Willem Janz, yang berhasil mendarat di Teluk Carpentaria, Australia Utara pada tahun 1666.
5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kemajuan teknologi ditunjukkan dengan penemuan kompas, navigasi, mesiu, dan peralatan pelayaran. Hal itu terbukti dengan Penemuan Benua Amerika oleh Columbus atas bantuan Abdul Majid dengan teknologi kapal yang dimiliki oleh Spanyol. Sementara itu, bangsa Portugis juga berhasil menemukan teknologi kapal dan layar yang mengagumkan. Mereka telah menciptakan kapal yang memiliki kecepatan tinggi dalam mengarungi samudra yang dilengkapi dengan meriam sebagai senjata utama mereka.
Pada masa imperialisme kuno, Portugis dan Spanyol merupakan dua kerajaan Katolik yang mempunyai kekuatan armada laut, teknologi navigasi, dan perkapalan yang maju dibanding negara-negara lainnya. Oleh karena itu, tidak heran jika kedua negara tersebut yang mengawali proses penjelajahan samudra.
1. Perjanjian Tordesillas (Tratado de Tordesillas)
Keunggulan dalam teknologi navigasi dan perkapalan yang dimiliki Portugis dan Spanyol menimbulkan persaingan di antara keduanya dalam memperebutkan wilayah penjelajahan dan perdagangan semenjak tahun 1452. Oleh karena itu, pada tanggal 4 Juni 1474 di Tordesillas (suatu daerah dekat Madrid) diadakan perjanjian kesepakatan antara raja Spanyol dan raja Portugis dengan ditengahi oleh Paus Alexander VI (berasal dari Spanyol). Isi dari Perjanjian Tordesillas adalah pembagian arah pelayaran antara Spanyol dan Portugis. Dalam perjanjian tersebut, Spanyol memiliki hak perdagangan dan pelayaran ke arah barat, sementara Portugis ke arah timur. Perjanjian tersebut berlaku sampai 13 Januari 1750.
Dengan perjanjian tersebut, maka para pedagang Portugis mulai mencari jalan berlayar ke arah timur untuk mencari rempahrempah, sedangkan para pedagang Spanyol berlayar ke arah barat (menuju Benua Amerika). Salah satu akibat dari Perjanjian Tordesillas adalah berkembangnya semboyan 3 G yaitu gospel, gold, dan glory.

a. Gospel (Penyebaran Ajaran Katolik dan Kristen)
Akibat dari semboyan gospel tersebut, tidak heran jika para penjelajah selalu didampingi oleh para misionaris Kristen, dan daerah-daerah yang dikuasai oleh para pedagang Spanyol dan Portugis dipastikan terjadi konversi (proses perpindahan agama) ke agama Katolik yang diiringi dengan asimilasi kebudayaan.
b. Gold (Mencari Kekayaan Berupa Emas)
Semboyan gold menimbulkan paham merkantilis (paham yang beranggapan bahwa kejayaan negara diukur dengan banyaknya emas yang dimiliki sebagai hasil dari laba perdagangan).
c. Glory (Mencari Kejayaan, Kemasyhuran, dan Ke-menangan) Semboyan glory akhirnya melahirkan imperialisme kuno karena kejayaan dilihat dari daerah koloni dan jalur perdagangan yang dikuasai. Dengan demikian, banyak bangsa yang berlomba-lomba menguasai daerah lain.Baca lebih lengkap tentang semboyan bangsa barat melakukan penjelajahan samudera,
2. Perjanjian Saragosa
Perjanjian ini dilatarbelakangi oleh pertemuan orang Portugis dan Spanyol di Kepulauan Maluku. Portugis mendarat di Ternate, sementara Spanyol mendarat di Tidore. Ketika mereka bertemu, hampir saja terjadi pertempuran karena masingmasing menuduh telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Akhirnya mereka membawa masalah tersebut ke Paus, sehingga Paus memperbarui perjanjian tersebut dengan Perjanjian Saragosa (22 April 1529).
Isi Perjanjian Saragosa adalah sebagai berikut.
a. Pedagang Portugis menguasai daerah perdagangan dari Maluku sampai ke Tanjung Harapan.
b. Pedagang Spanyol menguasai daerah perdagangan di Filipina. Dampak dari Perjanjian Saragosa adalah sebagai berikut.
a. Berubahnya dasar pemikiran tentang Bumi yang dulu dianggap berbentuk datar. Namun, sejak pertemuan antara
b. Maluku sebagai pusat perdagangan, sehingga menjadikannya terkenal dengan julukan “The richest islands of the world.”
c. Portugis mulai menanamkan kekuasaannya di Maluku dan memonopoli perdagangan di sana.
3. Proses Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Cornelis de Houtman memulai ekspedisi dengan membawa empat kapal dari Belanda dan tiba di Banten pada tahun 1596. Houtman membawa keuntungan yang besar sekembalinya ke Belanda. Oleh karena itu pada tahun 1598, para pedagang Belanda lain terdorong untuk pergi ke Indonesia. Belanda kembali melakukan ekspedisi ke Indonesia, kali ini dipimpin oleh Jacob van Neck.
Banyaknya ekspedisi menyebabkan terjadinya persaingan antara para pedagang. Untuk menghindari persaingan di antara para pedagang itu, Belanda membentuk VOC pada tahun 1602.

a. Lahirnya VOC
Ekspedisi yang dilakukan Belanda setelah Cornelis de Houtman tidak banyak mendapat keuntungan yang besar. Hal ini disebabkan persaingan di antara para pedagang Belanda sendiri, juga dengan para pedagang Portugis maupun Inggris. Sikap Belanda yang sombong dan kasar juga menjadi salah satu faktor penolakan rakyat yang memicu perlawanan dari para pedagang dan masyarakat. Faktor-faktor di atas menjadi alasan didirikannya VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) pada tahun 1602. Tujuan didirikannya VOC adalah sebagai berikut.
1) Menghilangkan persaingan yang akan merugikan sesama pedagang asal Belanda.
2) Menyatukan kekuatan untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya di Indonesia.
3) Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.
Pemerintahan Belanda di bawah pimpinan John van Oldenbarneveld memberikan hak istimewa (hak octrooy) bagi VOC, antara lain sebagai berikut.
1) Memonopoli perdagangan di Amerika Selatan dan Afrika.
2) Memiliki angkatan perang, memutuskan untuk berperang, membangun benteng, dan mendirikan koloni.
3) Mengangkat pegawai-pegawai, baik dari kalangan Belanda maupun pribumi.
4) Mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri.
5) Membuat peradilan sendiri.
b. Persaingan VOC dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris VOC pada awal berdirinya harus menghadapi kekuatan-kekuatan lama, yaitu pedagang Portugis dan Spanyol.
Pada tahun 1605 armada Belanda berhasil menghancurkan Portugis dan menguasai Ambon dengan kemenangan tersebut, Belanda mendapatkan konsesi dari Hitu dan mempunyai benteng yang didapatkan setelah mengalahkan Portugis, yaitu Benteng Victoria serta mengusir para misionaris Katolik. Belanda mendapatkan saingan baru di Ambon setelah Spanyol pada tahun 1606 menduduki Ternate dan Tidore. Sementara itu, persaingan dengan Inggris dimulai ketika pada tahun 1604 Henry Middetton tiba di Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda.



Proses Kedatangan Bangsa Barat dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Ekonomi Rakyat di Indonesia

Proses Kedatangan Bangsa Barat dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Ekonomi Rakyat di Indonesia

Keberhasilan Turki Usmani menguasa Konstantinopel pada tahun 1453 dibawah pemerintahan Sultan Muhammad II sangat berpengaruh terhadap jalur perdagangan internasional. dari Asia dengan harga yang murah, andaikatapun membeli di pelabuhan Timur Kerberhasilan ini meyebabkan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Laut Tengah dikuasai oleh Turki Usmani. Hal inilah yang menyebabkan bangsa-bangsa Eropa kesulitan mendapatkan barang-barang Tengah tentu dengan harga yang mahal. Sebagai akibat dari semua ini, bangsa Eropa berusaha mencari jalur perdagangan baru dengan mengarungi samudra untuk sampai di Asia, termasuk ke Indonesia. Walaupun kedatangan mereka pada mulanya bertujuan untuk mendapatkan sumber bahan mentah (ekonomi) namun tidak dapat dipungkiri juga adanya alasan lain yaitu kepentingan akan kekuasaan dan agama.

Bangsa Portugis menjadi pelopor pelayaran kearah timur yang kemudian saecara berturut-turut diikuti oleh bangsa lain seperti Spanyol, Inggris dan Belanda. Bartolomeuz Diaz adalah orang Portugis yang berlayar dari Lisabon ibu kota Portugal, menyusuri pantai barat Afrika yang berakhir di pantai selatan Afrika tahun 1486. Kemudian dikenal dengan nama Tanjung Harapan. Pelayaran berikutnya dilakukan oleh Vasco da Gama, mereka meneruskan kebehasilan pelayaran sebelumnya sehingga pada tahun 1498 mendarat di Kalikut, pantai barat India. Ekspidisi selanjutnya dilakukan oleh Alfanso d’Albuquerque yang berhasil mendarat di Malaka pada tahun 1511. Portugis berhasil menguasai Malaka yang pada saat itu dibawah kekuasaan raja Mahmud Syah. Inilah awal dari kedatangan bangsa Eropa di tanah air, kemudian diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa lainnya. Dengan demikian Indonesia terbukalah di mata bangsa Eropa.
Pendudukan Portugis atas pusat perdagangan di Semenanjung Melayu itu segera membuka jalur langsung ke pusat-pusat penghasil rempah-rempah di Kepulauan Indonesia, termasuk penghasil cegkeh, pala dan fuli di Kepulauan Maluku. Di Sumatera, Portugis membuka hubungan dagang dengan Pasai, Barus, Pedir, Aceh, Siak dan Minangkabau. Di Jawa Portugis berhasil membangun hubungan yang baik dengan kerajaan Sunda dan Panarukan disamping hubungan dagang dengan beberapa pusat perdagangan di pantai utara  Jawa. 
Di abad 16 Portugis menjadi penguasa perdagangan antara Hindia Timur dengan Eropa. Pada saat itu jalur perdagangan antara Dunia Timur dengan Eropa telah beralih ke jalur pelayaran laut melalui Laut Tengah ke Jalur Afrika Selatan dan Atlantik. Perang 80 tahun (1568-1648) antara Belanda dan Spanyol yang dikenal juga dengan perang kemerdekaan Belanda, menyebabkan Belanda dilarang berdagang di pelabuhan Lisboa. Para pedagang Belanda kehilangan mata pencahariannya sehingga berusaha secara langsung mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia. Walaupun pada awalnya Portugis merahasiakan jalan ke pusat penghasil dan perdagangan rempah-rempah, tetapi Belanda segera menyusul Portugis dan Spanyol memasuki perairan Kepulaan Indonesia setelah Jan Hyugen van Linschoten mempublikasikan peta dan catatan tentang penemuan Portugis  ke Hindia Timur pada tahun 1590. Dibawah pimpinan seorang pelaut Belanda bernama Cornelis de Houtman yang pernah bekerja di kapal Portugis maka pada tahun 1596 rombongannya berhasil mendarat di pelabuhan Banten, dengan empat buah kapal yang berawak 249 orang beserta 64 buah meriam.
  
Mereka berhasil membawa pulang rempah-rempah dalam jumlah yang besar, walaupun harus menghadapi berbagai konflik baik dengan Portugis maupun dengan para penguasa lokal serta kehilangan hampir tiga perempat awak kapal akibat penyakit dan pertempuran.

 Sejak pelayaran de Houtman, maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia. Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan diantara para pedagang Belanda. Para pedagang berusaha mendapatkan rempah-rempah di Indonesia untuk secepatnya memenuhi muatan kapalnya. Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indonesia meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memperoleh untung, sedangkan di Eropa harga rempah-rempah semakin merosot, karena semakin banyak tersedia di pasaran Eropa. Hal ini berpengaruh juga terhadap harga rempah-rempah di tanah air dikemudian hari.
Persaingan di antara pedagang Belanda semakin lama semakin meruncing, begitu juga persaingannya dengan Portugis, maka pedagang Belanda di dukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) pada tanggal 20 Maret 1602.  VOC adalah badan dagang yang bersifat partikelir, dimana para pedagang Belanda bergabung di dalamnya. Namun demikian pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa, umpamanya:
1.      Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah timur sampai ujung selatan Amerika.
2.      Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan sendiri.
3.      Hak memiliki mata uang sendiri.
4.      Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lain, di daerah kekuasaan monopoli perdagangannya.

Memperhatikan hal tersebut menyebabkan perkembangan VOC sangat pesat. Pedagang-pedagang Portugis di Indonesia dapat didesak. Sebagai wujud keberhasilan itu pada tahun 1641 VOC dapat menduduki Malaka dengan mengusir bangsa Portugis. Kekuasaan Portugis di Maluku terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor Timur.
Inggris tidak mau kalah dengan Belanda, Inggris juga mendirikan kongsi dagang bernama EIC (East India Company) pada tahun 1600. Ini berarti VOC mendapat saingan dari Inggris dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Sejak bangsa Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris mulai mengancam kedudukan Belanda di Indonesia. Dibawah pimpinan Lord Minto sebagai Gubernur Jendral Inggris di Calkuta, maka didirikan ekspidisi Inggris untuk merebut kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di tanah air sehingga kekuasaan Inggris di Indonesia ada dibawah pimpinan Raffles sampai tahun 1816. Berdasarkan Konvensi London (Convention of London) tahun 1814, Indonesia diserakan kembali oleh Inggris kepada Belanda, karena secara ekonomis maupun politis menguasai Indonesia tidak ada untungnya. Adapun isi pokok dari Konvensi London adalah:
1.      Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2.      Jajahan-jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana tetap di tangan Inggris.
3.      Cochain (di pantai Malabar) diambil oleh Inggris dan Bangka diserahkan peda Belanda sebagai gantinya.

Pada masa transisi ketika Hindia Belanda dikuasai oleh Daendels dan Raffles, pemerintah kolonial memberlakukan berbagai kebijakan yang berpengaruh terhadap kehidupan rakyat. Masa Daendels memutuskan agar semua pegawai pemerintahan menerima gaji tetap dan melarang melakukan kegiatan perdagangan, melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam dan sarang burung. Di sisi lain Daendels memperkenalkan penanaman wajib kopi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, menjual tanah dan memaksa penduduk membangun jalan raya sepanjang Pulau Jawa (Anyer-Penarukan). Raffles, juga menginginkan adanya pengawasan pemerintah yang ketat atas penyewaan tanah yang dianggap merugikan rakyat. Semua ide itu tidak sempat dilaksanakan sehingga penderitaan rakyat tidak berkurang.
Sejak tahun 1830, ketika Belanda memperkenalkan Cultuurstelsel atau Cultivation System dalam bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia sebagai Sistem Tanam Paksa. Sistem ini pada dasarnya dilakukan untuk menutupi defisit anggaran baik pemerintah Belanda akibat perang kemerdekaan Belgia dan perang Diponogoro. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Jawa oleh Jahanes van den Bosch. Adapun pokok-pokok sistem Tanam Paksa adalah:
1.      Rakyat wajib menyerahkan seperlima dari lahan garapannya untuk ditanami tanaman wajib yang berkwalitas eksport.
2.      Lahan yang disediakan untuk wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.
3.      Hasil panen tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintah kolonial. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar akan dibayarkan kembali kepada rakyat.
4.      Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
5.      Mereka yang tidak memiliki tanah wajib, bekerja selama 66 hari setahun di perkebunan milik pemerintah.
6.      Kegagalan panen tanaman wajib akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
7.      Penggarapan tanaman wajib di bawah pengawasan langsung daripara penguasa pribumi. Pegawai Belanda mengawasi secara umum jalannya penggarapan dan pengangkutan.

Dalam kenyataan pelaksanaan Cultuurstelsel banyak terjadi penyimpangan,karena berorientasi pada kepentingan imperislis,  diantaranya:
1.      Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga dan waktunya untuk tanaman eksport sehingga tidak sempat mengerjakan sawah dan ladangnya sendiri.
2.      Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan.
3.      Jatah tanah untuk tanaman eksport melebihi seperperlima lahan garapan, apalagi kalau tanahnya subur.
4.      Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak  yang harus dibayar tidak dibayarkan kembali kepada rakyat.
5.      Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab rakyat.

Selain di Pulau Jawa, kebijakan yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain seperti Sumatra Barat, Minahasa, Lampung dan Palembang. Kopi merupakan tanaman utama di dua tempat pertama, sedangkan lada merupakan tanaman utama di dua wilayah yang ke dua. Di Minahasa, kebijakan yang sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa. Di Sumatra Barat sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847, ketika penduduk yang telah lama menanam kopi secara bebas dipaksa untuk menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial. Begitu juga di Jawa, pelaksanaan sistem tanam paksa ini dilakukan melalui jaringan birokrasi lokal.